ELEKTROGRAVIMETRI


1. Latar Belakang
Pemisahan kimia mempunyai beberapa tujuan khusus. Selain untuk memurnikan senyawa, pemisahan sering diperlukan untuk langkah awal dalam suatu analisis senyawa. Pemisahan bisa berlangsung secara kualitatif maupun kuantitafif. Pemisahan kuantitatif umumnya digunakan untuk mengetahui dengan pasti berat komponen yang terpisahkan untuk dilakukan perhitungan selanjutnya. Untuk tujuan ini maka endapan yang dipisahkan harus kuat menempel padat dan halus, sehigga bila dilakukan pencucian, pengeringan serta penimbangan tidak mengalami kehilangan berat. Elektrogravimetri merupakan salah satu metode yang banyak digunakan dalam pemisahan kuantitatif ini.

2. Tujuan

Mahasiswa dapat memisahkan tembaga dari suatu senyawa dengan menggunakan teknik Elektrogravimetri

3. Tinjauan Pustaka

Elektrogravimetri merupakan suatu metoda analisa kimia fisika,dimana prinsip dari analisa elektrogravimetri sama dengan analisa secara gravimetri, hanya saja disini ada elektrogravimetri zat yang akan ditentukan akan mengendap atau menempel pada elektroda selama proses elektrolisa menggunakan arus listrik. Logam yang akan ditentukan didalam larutan harus berbentuk kation. Secara sederhana komponen yang dianalisis diendapkan pada suatu elektrode yang telah diketahui beratnya dan setelah terjadi pengendapan yang sempurna ditimbang kembali elektrode dan endapannya. Secara ideal endapan harus melekat kuat pada elektrode, rapat dan halus sehingga apabila dicuci, dikeringkan dan ditimbang tidak menyebabkan kehilangan berat. Analisis secara elektrogravimetri didasarkan pada prinsip sel elektrolisis dimana penentuan jumlah listrik dan variabel waktu menjadi sangatlah penting. Secara kinetik, arus listrik menyatakan laju mengalirnya muatan listrik setiap saat
Beberapa hukum yang mendasari analisis sistem elektrogravimetri
a. H. Faraday : bahwa banyaknya zat yang diendapkan pada elektroda selama elektrolisis berlangsung sebanding dengan jumlah arus listrik yang mengalir melalui larutan tersebut.
                               w = e .i .t / F
w = massa zat yang diendapkan e = massa ekivalen i = arus (amper) t = waktu (detik) F = tetapan Faraday 96487 Coulomb
b. Hukum Ohm
Kuat arus yang mengalir melalui suatu penghantar berbanding terbalik dengan tahanan dan berbanding lurus dengan tegangan
Kuat arus yang mengalir melalui suatu penghantar berbanding terbalik dengan tahanan dan berbanding lurus dengan tegangan
                                  i = V/R
I = arus (Ampere)V = tegangan (Volt)
R = tahanan (Ohm)


4. Alat dan Bahan
  - amplas  - sumber tegangan  - gelas kimia  - amperemeter  - elektroda C  - voltmeter - elektroda Cu  - gelas ukur  - stopwatch  - timbangan  - Larutan CuSO4
5. Prosedur Kerja
diambil 50mL CuSO4 0,1M dan 50mL CuSO4 0,05M (setiap
kelompok memiliki variasi yang berbeda-bedadimasukkan
dalam gelas kimiaSelanjutnya disiapkan 2 elektroda karbon (C)
dan tembaga (Cusebagai anoda dan katoda,setelah dibersihkan
dan ditimbang (elektroda sebagai massa awal). Selanjutnya kedua
elektroda tersebut dicelupkan ke dalam larutan CuSO4. Setelah 
kedua elektroda dicelupkan makan disiapkan rangkaian 
elektrolisis dengan sumber listrik 2V4V, 6V yang terpasang pada 
amperemeterDisiapkan alat pencatat waktudielektrolisis 
selanjutnya dicatat waktu (waktu yang dibutuhkan untuk 
elektrolisis berbeda – beda pula setiap kelompokmulai dari 10 
15; 25; 30 menit  beda potensialbesar arus yang digunakan dan 
dikeringkan dan ditimbang elektroda (elektroda sebagai massa 
akhir).




Klasifikasi Mikroorganisme

CLASSIFICATION SYSTEMS

Organisms are named according to their characteristics, where they are found, who discovered them, or what disease they cause.Taxonomy:Classification of living organisms into groups.Phylogenetic Classification System:Groups reflect genetic similarity and evolutionary relatedness
(Groups/organisms based on shared evolutionary heritage).Phenetic/Phenotypic Classification System:Groups do not necessarily reflect genetic similarity or evolutionary relatedness. Instead, groups are based on observable characteristics.(Groups /organisms based on mutual similarity of phenotypic characteristics. May or may not correctly match evolutionary grouping).


next :
http://www.mediafire.com/?fk8xp1088a5twfk

Alkalinitas dan Kesadahan

pH

adalah jumlah ion hidrogen (H+) dalam air
Besarannya dinyatakan dalam min logaritma, misalnya : pH = 6, artinya konsentrasi ion H+  dalam air adalah 0,000001 atau 10-6  bagian dari total larutan.
Fluktuasi pH air sangat ditentukan oleh alkalinitas air, dengan alkalinitas yang tinggi air tersebut akan mudah mengembalikan pH ke nilai semula dari setiap gangguan perubahan pH.


ALKALINITAS AIR
Umum : petunjuk konsentrasi basa / bahan yag mampu menetralisir kemasaman dalam air
Khusus : besaran yang menunjukkan kapasitas pembufferan/penyangga dalam air, ini terjadi karena adanya anion lemah yang dapat menerima dan menetralisir proton.
·         Anion utama dalam air  kebanyakan adalah bikarbonat (HCO3-). Karbonat terlihat jika pH di atas 8,3. Jika pH sangat tinggi, hidroksida sedikit berkontribusi.
·         Alkalinitas air dikatakan baik jika nilainya >100 mg/L
Pertahanan pH air terhadap perubahan dilakukan melalui alkalinitas dengan proses sbb :
CO2 + H2O ó H2CO3  ó  H+  +  HCO3-  ó  CO32-  +  2H+
Jika terjadi penambahan asam, artinya menambahkan H+ maka akan segera diikat oleh CO32- dan reaksi akan bergerak ke kiri menghasilkan CO2
Jika terjadi penambahan basa, maka dia akan bereaksi dengan HCO3- dan reaksi berjalan ke kanan. Ion CO32- akan bertambah dan berikatan dengan ion Ca2+ atau Mg2+ di dalam air membentuk air sadah tetap CaCO3
Reaksi Kimia :   
HCO3- dan CO32- merupakan ion utama karena banyaknya mineral karbonat di alam. Bentuk yang paling penting adalah CaCO3
CaCO3hampir tidak larut dalam air, namun mudah larut dalam asam karbonat , terbentuk CO2 bereaksi dengan air. CO2 memasuki air langsung dari atmosfer. Air hujan yang  terisi CO2,  akan jatuh ke tanah, dan merembes melalui tanah organik, kemudian memasuki jalur air melalui sumber bawah tanah. Seperti CO2 larut dalam air, seperti yang ditunjukkan oleh persamaan kesetimbangan:
CO2 + H2ó  H2CO3
Dalam tanah, H2CO3 mudah melarutkan kalsium karbonat dari formasi batuan di daerah aliran sungai, menghasilkan larutan bikarbonat:
H2CO+ CaCO3  à Ca(HCO3)2
Dalam air, H2CO3 mungkin memisahkan dua kali, tergantung dari pH. Antara pH 4,5 dan 8,3 , memisahkan diri menjadi ion HCO3-dan H+, seperti yang ditunjukkan oleh persamaan kesetimbangan:
H2COó   HCO3 -   +   H+

Konsentrasi ion bikarbonat  terbesar pada pH 8,3 dan ketika H2CO3 dan larutan CO2 tidak lagi analitis saat ini. Di atas pH 8,3 konsentrasi relatif dari HCO3- menurun sebagai hasil disosiasi kedua ion CO32- dan H +.
                HCO3 -  
ó   CO32-  + H+
Pengujian alkalinitas air :
                Untuk menentukan anion berkontribusi alkalinitas, dua tes dilakukan alkalinitas fenolftalein dan alkalinitas total. Alkalinitas fenolftalein merupakan bagian dari alkalinitas total. Ketika indikator pp ditambahkan ke air, warna merah muda muncul jika pH 8,3 titik akhir karbonat. Jika ini terjadi, dianggap adanya CO32-, mungkin HCO3-, dan mungkin OH-. Ketika pH diturunkan menjadi 8,3 dengan asam sulfat (H2SO4), warna merah muda akan memudar menjadi bening menunjukkan reaksi berikut telah terjadi:
                H2SO4 + Ca(OH)2  à  CaSO4  +2H2O                            menghitung [CO32-]
                H2SO4 +  2CaCO3  à  CaSO4   +  Ca(HCO3)2                        pengaruh OHsangat kecil, bisa diabaikan
Di bawah pH 8,3, hanya HCO3 - yang ada, karena semua CO32- telah dinetralkan.
Seperti titrasi asam, masing-masing ion bikarbonat memakan ion hidrogen untuk membentuk sebuah molekul H2CO3
                        H2SO4 +  Ca(HCO3)à  CaSO4  +2H2CO3
Jika BG-MR digunakan sebagai indikator, warna air akan berubah dari biru-hijau menjadi merah muda sebagai pH diturunkan menjadi sekitar 4,5 di titik akhir bikarbonat. Pada titik ini, H2CO3 tidak lagi terdisosiasi, kapasitas buffering dari air hilang, dan alkalinitas adalah nol. Jumlah dari mL titran digunakan untuk mengkonversi CO32-untuk H2CO3 adalah total alkalinitas diukur dalam mg / L CaCO3

3.       HARDNESS / KESADAHAN AIR
Adalah ukuran banyaknya konsentrasi ion Ca2+ dan Mg2+  dalam air. Kalsium dan magnesium berasal dari reaksi air dengan CO2  menghasilkan asam karbonat dan melarutkan Ca dan Mg dari batuan karbonat (limestone, dolomite)
Air sadah dibagi menjadi dua :
Ø  Sadah sementara : kation  Ca2+ dan Mg2+ ,anion : HCO3-
Ø  Sadah tetap        : Ca2+ dan Mg2+ , anion : SO42-, Cl-, dll
Kriteria kesadahan :
0 – 60 = lunak
61 – 120 = agak keras (agak tinggi)
121 – 180 = keras (tinggi)
>181 = sangat keras (sangat tinggi)
Pengujian Kesadahan Air :
                Untuk menentukan konsentrasi ion kalsium dan magnesium diperlukan 2 uji :
a.       Analisis Kesadahan Total (Ca2+ dan Mg2+)
Analisis ini menggunakan metode titrasi menggunakan titran EDTA (asam etildiamin tetraasetat). Digunakan EDTA karena dia dapat membentuk pasangan kimiawi dengan ion-ion kesadahan. Saat ekivalen larutan berubah menjadi biru (pH=10). 
                Perubahan semakin jelas bila pH tinggi, namun pH tinggi menyebabkan ion-ion kesadahan hilang karena terjadi pengendapan Mg(OH)2 dan CaCO3. Pada pH >9, CaCO3 sudah mulai terbentuk sehingga titrasi harus dihentikan dalam waktu 5 menit.
b.      Analisis Kesadahan Kalsium  (Ca2+)
Konsentrasi ion Ca2+ dapat ditentukan secara terpisah bila ion Mg2+ dihilangkan dari larutan dengan menambah basa. pH tinggi menyebabkan hampir semua ion Mg2+ mengendap sebagai Mg(OH)2
                Analisis [Ca2+] dilakukan dengan metode titrasi EDTA. Larutan diberi indikator akan berwarna merah, menunjukkan adanya ion kalsium. Ketika titran (EDTA) ditambahkan, dia bergabung dengan ion-ion kalsium  membentuk kompleks kalsium EDTA. Larutan berubah menjadi biru-ungu menandakan titik akhir titrasi. Konsentrasi ion kalsium ekivalen dengan jumlah EDTA yang digunakan.
Pelunakan Kesadahan Air :
v  Proses pengendapan senyawa Ca2+ dan Mg2+ (proses kapur soda)


Penambahan kapur Ca(OH)2 dan abu soda NaCO3 ke dalam air akan bereaksi dengan garam kalsium dan magnesium membentuk endapan kalsium karbonat CaCO3 dan magnesium hodroksida Mg(OH)2
    










v  Proses Pertukaran ion Ca2+ dan Mg2+ dengan Na+, K+, H(Proses Zeolit)
Air sadah dialirkan melalui saluran/kolom yang berisi zeolit (penukar ion), sehingga ion Ca atau Mg di dalam air sadah diikat dan sebagai gantinya akan dilepskan ion Na, K, dan H dari zeolit.
 Keuntungan metode ini :
-  Proses sangat cepat (10-20 menit)
-  Efisiensi tinggi
-  Air dapat dilunakkan hingga nol
- Selama proses tidak terbentuk endapan
v  Proses kontak air dengan butir pasir atau kapur
Air dialirkan melalui lapisan pasir atau kapur sehingga akan terjadi kontak dengan air dan ion Ca dan Mg akan diikat oleh pasir yang mengandung silikat atau kapur yang mengandung kalsium
                Keuntungan metode ini :
-  Cara sederhana
-  Biaya murah

Kontrol Polutan

KONTROL POLUTAN


Polutan dalam udara adalah bahan pencemar udara yang berupa gas dan partikel.
Tujuan mengontrol polutan ini adalah membatasi kadar bahan pencemar agar dampaknya
terhadap lingkungan sekecil mungkin.
  Prinsipnya yaitu menangkap gas/partikel dari sumbernya, untuk mengubah gas berbahaya
  menjadi tidak berbahaya. 
Lebih lengkap ada di file .ppt ini ^^

http://www.mediafire.com/view/?g48z8hw8kry0p3i

SIKLUS HIDROLOGI


SIKLUS HIDROLOGI
                Hidrologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kejadian dan pergerakan air di alam . Daur hidrologi merupakan proses pergerakan air diantara tiga segmen atmosfer, hidrosfer dan litosfer. Daur hidrologi sering juga dipakai istilah water cycle atau siklus air.
                Suatu sirkulasi air yang meliputi gerakan mulai dari laut ke atmosfer, dari atmosfer ke tanah, dan kembali ke laut lagi atau dengan arti lain siklus hidrologi merupakan rangkaian proses berpindahnya air permukaan bumi dari suatu tempat ke tempat lainnya hingga kembali ke tempat asalnya.
                Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, perkolasi, infiltrasi, run off, dan transpirasi.  
                Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara berlanjut.

 Keterangan :
          Evaporasi             : proses penguapan air, bisa dari laut, danau maupun sungai.
          Kondensasi         : proses pendinginan, terjadi pengumpulan titik-titik air di awan.
          Presipitasi           : proses turunnya hujan, terjadi ketika titik-titik air di awan sudah penuh.
          Infiltrasi                : proses turunnya air ke dalam tanah.
          Run off                 : proses mengalirnya air kembali menjadi air permukaan.
          Perkolasi              : proses turunnya air ke daerah yang lebih rendah.
          Transpirasi          : proses penguapan yang berasal dari air yang ada di tumbuhan
                Gambar siklus menunjukkan bahwa air dalam bentuk cair, gas atau uap, melakukan sirkulasi di dalam siklus yang tertutup. Dengan kata lain volume air dalam system tersebut tetap kuantitasnya dan melakukan peredaran melalui sub sistem – sub sistem. Seluruh system dalam siklus tersebut dikendalikan oleh radiasi matahari yang dating maupun pergi.
                Macam-macam siklus hidrologi, ada siklus hidrologi pendek, siklus hidrologi sedang, dan siklus hidrologi panjang, penjelasannya seperti berikut ini :
1. Siklus Hidrologi Pendek
Siklus ini terjadi ketika air laut mengalami penguapan oleh sinar matahari, kemudian berkondensasi dan turun hujan, yang akhirnya jatuh ke laut lagi
 2. Siklus Hidrologi Sedang

Siklus ini terjadi jika air laut mengalami penguapan oleh sinar matahari. Angin membawa uap air tersebut kearah daratan. Pada ketinggian tertentu uap air mengalami kondensasi sehingga terjadilah hujan di darat. Air hujan yang jatuh akan meresap kedalam tanah dan kembali kelaut.
3. Siklus Hidrologi Panjang

Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi, uap air atau awan terbawa angin menuju daratan hingga pegunungan tinggi. Karena pengaruh suhu, uap iar berubah menjadi Kristal-kristal es atau salju kemudian jatuh sebagai hujan es atau salju yang membentuk gletser, mengalir masuk kesungai, dan akhirnya kembali kelaut.
Kesimpulan
Water Cycle
          Proses yang menyertai daur hidrologi adalah Kondensasi, presipitasi, evaporasi, perkolasi, infiltrasi, run off, dan transpirasi.
          Yang mengendalikan sistem daur hidrologi ini adalah radiasi matahari  atau pemanasan air laut oleh sinar matahari.

TANAH

Litosfer
                Litosfer adalah mantel terluar dari bumi yang terdiri dari batuan dan tanah. Batuan dan tanah tersusun dari mineral, bahan organik, udara dan, air. Tanah merupakan bagian terpenting dari litosfer, karena tanah memegang peranan penting dalam memproduksi makanan bagi manusia, hewan dan tumbuhan.
Tanah
                Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara. Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi. Secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah
Profil tanah
Lapisan tanah adalah formasi yang dibentuk oleh berbagai lapisan dalam tanah
Sebagian besar jenis tanah mengacu pada pola utama lapisan tanah yang kadang-kadang disebut dengan lapisan tanah yang ideal. Setiap lapisan ditandai dengan huruf, dengan urutannya sebagai berikut:
          Lapisan O
Huruf O menunjukkan kata "organik“, lapisan ini disebut juga dengan humus. Lapisan ini didominasi oleh keberadaan material organik dalam jumlah besar yang berasal dari berbagai tingkat dekomposisi.
          Lapisan A
Lapisan A adalah lapisan atas dari tanah, sehingga diberi huruf A. Kondisi teknis dari lapisan A mungkin bervariasi, namun seringkali dijelaskan sebagai lapisan tanah yang relatif lebih dalam dari lapisan O. Lapisan A dikenal sebagai lapisan yang memiliki banyak aktivitas biologi
          Lapisan B
Lapisan B umunya disebut lapisan tanah bawah, dan mengandung lapisan mineral yang mirip dengan lapisan mineral tanah liat seperti besi atau aluminium, atau material organik yang sampai ke lapisan tersebut oleh suatu proses kebocoran.
          Lapisan C
Lapisan C dinamakan karena berada di bawah A dan B. Lapisan ini sedikit dipengaruhi oleh keberadaan proses pembentukan tanah dari bawah. Lapisan C ini mungkin mengandung bebatuan yang belum mengalami proses pelapukan.

          Komponen Tanah
4 komponen penyusun tanah :
     (1) Bahan Padatan berupa bahan mineral
     (2) Bahan Padatan berupa bahan organik
     (3) Air
     (4) Udara
Bahan tanah tersebut rata-rata 50% bahan padatan (45% bahan mineral dan 5% bahan organik), 25% air dan 25% udara.
Pembentukan tanah
                Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah.
Fungsi tanah
          Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
          Penyedia kebutuhan primer tanaman
          Penyedia kebutuhan sekunder tanaman
Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif maupun yang berdampak negatif
Dua pemahaman penting tentang tanah :
·         Tanah sebagai tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman, dan
·         Tanah juga berfungsi sebagai pelindung tanaman dari serangan hama & penyakit dan dampak negatif pestisida maupun limbah industri yang berbahaya.
     Air tanah 
Air Tanah : sejumlah air yang terkandung atau ditahan (retained) dalam satu unit masa/volume   
                                tanah
           Yang berbeda pengaruhnya dari satu tanah ke tanah lai
           Dalam tanah yang sama, berbeda dari satu tempat ke tempat lain
A.      GAYA pada  AIR TANAH
      Gaya kohesi: gaya tarik menarik antara molekul air
      Gaya adesi : gaya tarik menarik antara molekul air &  padatan tanah
      Gaya osmotik: tarikan kation-kation terlarut thd molekul air
      Gaya gravitasi: gaya yang cendrung menarik air ke bawah (akibat gaya tarik bumi)
Melalui gaya-gaya ini partikel tanah mampu menahan air
B.      Macam – macam air tanah
          Air kapiler (kohesi)
     terdapat di pori mikro tanah
     melapisi butiran tanah
     diikat longgar oleh partikel tanah (Bergerak sgt lambat)
     paling mudah menguap dan mudah diserap akar
          Air adesi (adsorpsi):
    Lapisan tipis air di sekeliling partikel (butir) tanah
    Diikat sangat kuat oleh tenaga elektris partikel tanah dan molekul Air
    Mungkin dalam bentuk kristal, sedikit-tidak bergerak
    Tingkat energi rendah, tidak tersedia bagi tanaman
    Dapat hilang dengan pemanasan 105 derajat C / oven
          Air higroskopis
              Air yang menempati posisi sangat dekat dengan partikel tanah
             diikat sangat kuat
              Akar tidak mampu memutus ikatan, tidak dapat diserap akar
          Air gravitasi
  berada di pori makro tanah (Tidak dipengaruhi oleh daya hisap matrik tanah)
  Diikat sangat lemah oleh partikel tanah
  Dengan cepat turun ke lapisan yang lebih dalam(pengaruh grafitasi)
  Tidak dapat dimanfaatkan tanaman

ZONA AERASI “zona air tak jenuh
                        Berdasarkan sifat dan tempat terbentuknya, air tanah  dapat dibedakan dalam dua tipe, antara lain air tanah  dangkal (air tanah bebas) dan air tanah  dalam (air tanah tertekan).
Secara vertikal Air tanah  dangkal dapat digambarkan dalam dua zona yaitu zona aerasi dan zona saturasi
        Zona aerasi merupakan daerah Air tanah  yang mengandung sebagian air dan sebagian udara dapat 
  pula disebut air vadose “air gantung”, dikenal dengan tiga bagian yaitu soil water zone, intemidite vadose
  zone, dan kapillary zone
     Zona saturasi adalah bagian tanah atau batuan yang terisi penuh oleh air dibawah pengaruh tekanan hidrostatik. Keterdapatan airtanah pada zona jenuh adalah mengisi ruang-ruang antar butir batuan atau rongga-rongga batuan 
ZONA AIR TANAH
Zona jenuh : semua rongga terisi air di bawah tekanan hidrostatik.
 Zona tidak jenuh : terdiri atas rongga-rongga yang berisi sebagian oleh air dan sebagian oleh udara .
Air yang  berada di dalam zona jenuh dinamakan “air tanah”.
Air yang berada di daerah tidak jenuh dinamakan “air mengambang” atau air dangkal (vadose water).
Faktor-faktor yang mempengaruhi air tanah
a.       Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersediaan air tanah
Tekstur tanah                         Kedalaman solum
Senyawa kimia                       Kadar bahan organik tanah
Kemampuan tanah memegang air
Ketersediaan yang dipengaruhi curah hujan
Besarnya evaporasi              Topograf
b.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Air Tanah
Variasi iklim
Permeabilitas sedimen
Sifat Kimia
        Kedalaman dari permukaan