Klasifikasi Mikroorganisme

CLASSIFICATION SYSTEMS

Organisms are named according to their characteristics, where they are found, who discovered them, or what disease they cause.Taxonomy:Classification of living organisms into groups.Phylogenetic Classification System:Groups reflect genetic similarity and evolutionary relatedness
(Groups/organisms based on shared evolutionary heritage).Phenetic/Phenotypic Classification System:Groups do not necessarily reflect genetic similarity or evolutionary relatedness. Instead, groups are based on observable characteristics.(Groups /organisms based on mutual similarity of phenotypic characteristics. May or may not correctly match evolutionary grouping).


next :
http://www.mediafire.com/?fk8xp1088a5twfk

Alkalinitas dan Kesadahan

pH

adalah jumlah ion hidrogen (H+) dalam air
Besarannya dinyatakan dalam min logaritma, misalnya : pH = 6, artinya konsentrasi ion H+  dalam air adalah 0,000001 atau 10-6  bagian dari total larutan.
Fluktuasi pH air sangat ditentukan oleh alkalinitas air, dengan alkalinitas yang tinggi air tersebut akan mudah mengembalikan pH ke nilai semula dari setiap gangguan perubahan pH.


ALKALINITAS AIR
Umum : petunjuk konsentrasi basa / bahan yag mampu menetralisir kemasaman dalam air
Khusus : besaran yang menunjukkan kapasitas pembufferan/penyangga dalam air, ini terjadi karena adanya anion lemah yang dapat menerima dan menetralisir proton.
·         Anion utama dalam air  kebanyakan adalah bikarbonat (HCO3-). Karbonat terlihat jika pH di atas 8,3. Jika pH sangat tinggi, hidroksida sedikit berkontribusi.
·         Alkalinitas air dikatakan baik jika nilainya >100 mg/L
Pertahanan pH air terhadap perubahan dilakukan melalui alkalinitas dengan proses sbb :
CO2 + H2O ó H2CO3  ó  H+  +  HCO3-  ó  CO32-  +  2H+
Jika terjadi penambahan asam, artinya menambahkan H+ maka akan segera diikat oleh CO32- dan reaksi akan bergerak ke kiri menghasilkan CO2
Jika terjadi penambahan basa, maka dia akan bereaksi dengan HCO3- dan reaksi berjalan ke kanan. Ion CO32- akan bertambah dan berikatan dengan ion Ca2+ atau Mg2+ di dalam air membentuk air sadah tetap CaCO3
Reaksi Kimia :   
HCO3- dan CO32- merupakan ion utama karena banyaknya mineral karbonat di alam. Bentuk yang paling penting adalah CaCO3
CaCO3hampir tidak larut dalam air, namun mudah larut dalam asam karbonat , terbentuk CO2 bereaksi dengan air. CO2 memasuki air langsung dari atmosfer. Air hujan yang  terisi CO2,  akan jatuh ke tanah, dan merembes melalui tanah organik, kemudian memasuki jalur air melalui sumber bawah tanah. Seperti CO2 larut dalam air, seperti yang ditunjukkan oleh persamaan kesetimbangan:
CO2 + H2ó  H2CO3
Dalam tanah, H2CO3 mudah melarutkan kalsium karbonat dari formasi batuan di daerah aliran sungai, menghasilkan larutan bikarbonat:
H2CO+ CaCO3  à Ca(HCO3)2
Dalam air, H2CO3 mungkin memisahkan dua kali, tergantung dari pH. Antara pH 4,5 dan 8,3 , memisahkan diri menjadi ion HCO3-dan H+, seperti yang ditunjukkan oleh persamaan kesetimbangan:
H2COó   HCO3 -   +   H+

Konsentrasi ion bikarbonat  terbesar pada pH 8,3 dan ketika H2CO3 dan larutan CO2 tidak lagi analitis saat ini. Di atas pH 8,3 konsentrasi relatif dari HCO3- menurun sebagai hasil disosiasi kedua ion CO32- dan H +.
                HCO3 -  
ó   CO32-  + H+
Pengujian alkalinitas air :
                Untuk menentukan anion berkontribusi alkalinitas, dua tes dilakukan alkalinitas fenolftalein dan alkalinitas total. Alkalinitas fenolftalein merupakan bagian dari alkalinitas total. Ketika indikator pp ditambahkan ke air, warna merah muda muncul jika pH 8,3 titik akhir karbonat. Jika ini terjadi, dianggap adanya CO32-, mungkin HCO3-, dan mungkin OH-. Ketika pH diturunkan menjadi 8,3 dengan asam sulfat (H2SO4), warna merah muda akan memudar menjadi bening menunjukkan reaksi berikut telah terjadi:
                H2SO4 + Ca(OH)2  à  CaSO4  +2H2O                            menghitung [CO32-]
                H2SO4 +  2CaCO3  à  CaSO4   +  Ca(HCO3)2                        pengaruh OHsangat kecil, bisa diabaikan
Di bawah pH 8,3, hanya HCO3 - yang ada, karena semua CO32- telah dinetralkan.
Seperti titrasi asam, masing-masing ion bikarbonat memakan ion hidrogen untuk membentuk sebuah molekul H2CO3
                        H2SO4 +  Ca(HCO3)à  CaSO4  +2H2CO3
Jika BG-MR digunakan sebagai indikator, warna air akan berubah dari biru-hijau menjadi merah muda sebagai pH diturunkan menjadi sekitar 4,5 di titik akhir bikarbonat. Pada titik ini, H2CO3 tidak lagi terdisosiasi, kapasitas buffering dari air hilang, dan alkalinitas adalah nol. Jumlah dari mL titran digunakan untuk mengkonversi CO32-untuk H2CO3 adalah total alkalinitas diukur dalam mg / L CaCO3

3.       HARDNESS / KESADAHAN AIR
Adalah ukuran banyaknya konsentrasi ion Ca2+ dan Mg2+  dalam air. Kalsium dan magnesium berasal dari reaksi air dengan CO2  menghasilkan asam karbonat dan melarutkan Ca dan Mg dari batuan karbonat (limestone, dolomite)
Air sadah dibagi menjadi dua :
Ø  Sadah sementara : kation  Ca2+ dan Mg2+ ,anion : HCO3-
Ø  Sadah tetap        : Ca2+ dan Mg2+ , anion : SO42-, Cl-, dll
Kriteria kesadahan :
0 – 60 = lunak
61 – 120 = agak keras (agak tinggi)
121 – 180 = keras (tinggi)
>181 = sangat keras (sangat tinggi)
Pengujian Kesadahan Air :
                Untuk menentukan konsentrasi ion kalsium dan magnesium diperlukan 2 uji :
a.       Analisis Kesadahan Total (Ca2+ dan Mg2+)
Analisis ini menggunakan metode titrasi menggunakan titran EDTA (asam etildiamin tetraasetat). Digunakan EDTA karena dia dapat membentuk pasangan kimiawi dengan ion-ion kesadahan. Saat ekivalen larutan berubah menjadi biru (pH=10). 
                Perubahan semakin jelas bila pH tinggi, namun pH tinggi menyebabkan ion-ion kesadahan hilang karena terjadi pengendapan Mg(OH)2 dan CaCO3. Pada pH >9, CaCO3 sudah mulai terbentuk sehingga titrasi harus dihentikan dalam waktu 5 menit.
b.      Analisis Kesadahan Kalsium  (Ca2+)
Konsentrasi ion Ca2+ dapat ditentukan secara terpisah bila ion Mg2+ dihilangkan dari larutan dengan menambah basa. pH tinggi menyebabkan hampir semua ion Mg2+ mengendap sebagai Mg(OH)2
                Analisis [Ca2+] dilakukan dengan metode titrasi EDTA. Larutan diberi indikator akan berwarna merah, menunjukkan adanya ion kalsium. Ketika titran (EDTA) ditambahkan, dia bergabung dengan ion-ion kalsium  membentuk kompleks kalsium EDTA. Larutan berubah menjadi biru-ungu menandakan titik akhir titrasi. Konsentrasi ion kalsium ekivalen dengan jumlah EDTA yang digunakan.
Pelunakan Kesadahan Air :
v  Proses pengendapan senyawa Ca2+ dan Mg2+ (proses kapur soda)


Penambahan kapur Ca(OH)2 dan abu soda NaCO3 ke dalam air akan bereaksi dengan garam kalsium dan magnesium membentuk endapan kalsium karbonat CaCO3 dan magnesium hodroksida Mg(OH)2
    










v  Proses Pertukaran ion Ca2+ dan Mg2+ dengan Na+, K+, H(Proses Zeolit)
Air sadah dialirkan melalui saluran/kolom yang berisi zeolit (penukar ion), sehingga ion Ca atau Mg di dalam air sadah diikat dan sebagai gantinya akan dilepskan ion Na, K, dan H dari zeolit.
 Keuntungan metode ini :
-  Proses sangat cepat (10-20 menit)
-  Efisiensi tinggi
-  Air dapat dilunakkan hingga nol
- Selama proses tidak terbentuk endapan
v  Proses kontak air dengan butir pasir atau kapur
Air dialirkan melalui lapisan pasir atau kapur sehingga akan terjadi kontak dengan air dan ion Ca dan Mg akan diikat oleh pasir yang mengandung silikat atau kapur yang mengandung kalsium
                Keuntungan metode ini :
-  Cara sederhana
-  Biaya murah